Pelayanan Penunjang | 3 Agustus 2023 11:19

Instalasi Pelayanan Laboratorium Terpadu

GAMBARAN UMUM INSTALASI PELAYANAN LABORATORIUM TERPADU

Instalasi Terpadu Laboratorium dibentuk pada tanggal 10 Agustus 2020 bersamaan dengan perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo-FKUI.  Instalasi Terpadu Laboratorium berada di bawah Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang. Instalasi Pelayanan Laboratorium Terpadu merupakan unit pelayanan nonstruktural yang bertugas menyelenggarakan pengelolaan pelayanan pemeriksaan spesimen secara terpadu berupa pemeriksaan Patologi Klinik, Patologi Anatomi, dan Mikrobiologi Klinik untuk menegakkan diagnosis penyakit, monitoring terapi, dan menentukan prognosis penyakit pasien di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Dalam melaksanakan tugasnya, Instalasi Pelayanan Laboratorium Terpadu dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Pelayanan Laboratorium Terpadu dan dibantu dengan 4 Kepala Sub Instalasi (Kasub Instalasi Lab PK, Kasub Instalasi PA, Kasub Instalasi MK, dan Kasub Administrasi Umum & Operasional).

Outlet Pelayanan Operasional Lokasi
Kiara Rawat Jalan

Setiap hari kerja

Penerimaan sampel: 08.00 – 12.00

Pengambilan hasil: 08.00 – 15.00

RSCM Kiara

Kiara Rawat Inap

Setiap hari

Penerimaan sampel : 24 jam

Pengambilan hasil : 24 jam

RSCM Kiara 

Kencana

Setiap hari

Penerimaan sampel: 07.30 – 20.00

Pengambilan hasil: 07.30 – 20.00

RSCM Kencana lantai 1

Instalasi Rawat Jalan (IRJ)

Setiap hari kerja

Penerimaan sampel: pk.07.00– 12.00

Pengambilan hasil: pk.07.00– 15.00 

Gedung IRJ lantai 3

Gedung A

Setiap hari

Penerimaan sampel : 24 jam

Pengambilan hasil : 24 jam

Gedung A lantai 6

Laboratorium Kanigara termasuk penelitian

Setiap hari

Penerimaan sampel : 24 jam

Pengambilan hasil : 24 jam

Gedung Kanigara lantai 1

IGD

Setiap hari

Penerimaan sampel : 24 jam

Pengambilan hasil : 24 jam

Gedung IGD lantai 2

Laboratorium Polimadya

Setiap hari kerja

Penerimaan sampel: pk.07.00 – 12.00

Pengambilan hasil: pk.07.00 – 15.00

Gedung IRJ lantai 1

 

 

JENIS PEMERIKSAAN

DESKRIPSI

MANFAAT

PERSIAPAN

Hematologi Rutin

Pemeriksaan hematologi rutin merupakan pemeriksaan untuk menilai komponen sel darah yang terdiri dari: Hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai rerata eritrosit, jumlah leukosit, dan jumlah trombosit

 

Hematologi rutin merupakan penilaian dasar komponen sel-sel darah. Pemeriksaan hematologi rutin dilakukan untuk memeriksa kondisi kesehatan secara umum, mendiagnosa penyakit yang menyebabkan kelainan pada sel darah (anemia, leukemia, infeksi, pendarahan, dsb.), dan memonitor perjalanan penyakit serta kemajuan terapi.

Tidak ada persiapan khusus sebelum pemeriksaan

 

Urin lengkap

Tes urin adalah pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimia urin, dan sedimen urin.

  • Membantu diagnosis penyakit yang berhubungan dengan infeksi atau kerusakan ginjal.
  • Membantu skrining tanda awal pada penyakit hati, penyakit ginjal atau diabetes.
  • Monitoring proses penyakit dan keberhasilan terapi

 

Khusus wanita sebaiknya tidak dalam periode menstruasi

Masa Protrombin / Prothrombin Time (PT)

Masa protrombin adalah suatu pemeriksaan laboratorium untuk menilai aktivitas faktor koagulasi (pembekuan darah), terutama pada jalur ekstrinsik. Pemeriksaan ini mengukur waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membeku.

 

Evaluasi sistem koagulasi (pembekuan darah) terutama pada jalur ekstrinsik, memantau pengobatan dengan antikoagulan oral, pemeriksaan penyaring untuk defisiensi vitamin K, membantu skrining defisiensi kongenital faktor pembekuan II, V, VII, X; defisiensi protrombin; disfibrinogenemia, afibrinogenemia; gangguan hati; dan disseminated intravascular coagulation (DIC).

Tidak ada persiapan khusus

 

Tromboplastin Parsial Teraktivasi / Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)

 

Masa tromboplastin parsial teraktivasi (APTT) adalah pemeriksaan laboratorium untuk menilai (pembekuan darah), terutama pada faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama. Pemeriksaan ini mengukur waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membeku.

 

Evaluasi jalur koagulasi intrinsik (pembekuan darah) terutama pada faktor intrinsik, pemantauan terapi heparin, membantu skrining hemofilia A dan B; defisiensi kongenital faktor II, V, VIII, IX, X, XI, dan XII; dysfibrinogenemia, disseminated intravascular coagulation (DIC); kerusakan hati; hipofibrinogenemia kongenital; defisiensi vitamin K; defisiensi faktor fitzgerald kongenital; dan defisiensi prekalikrein kongenital.

 

Tidak ada persiapan khusus

 

AFP

Pemeriksaan alfa-fetoprotein (AFP) adalah tes darah yang mengukur protein AFP dalam spesimen darah. Peningkatan kadar AFP dapat dijumpai sebagai penanda adanya penyakit kanker seperti kanker hati, ovarium, dan testis

 

Pemeriksaan AFP membantu dalam identifikasi keganasan seperti kanker testis atau kanker hati, serta untuk pemantauan penyakit dan terapi.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

CA 125

Pemeriksaan Cancer Antigen 125 (CA 125) adalah tes darah yang mengukur jumlah protein CA 125 dalam darah. CA 125 adalah penanda tumor yang dihasilkan secara berlebihan oleh sel kanker seperti kanker ovarium, endometrium, peritoneum, dan tuba fallopi.

Pemeriksaan CA 125 bermanfaat dalam deteksi awal kanker ovarium pada mereka dengan risiko tinggi (riwayat kanker ovarium dalam keluarga). Pemeriksaan CA 125 juga penting dalam pemantauan terapi kanker dan melihat adanya kekambuhan pada kanker ovarium, endometrium, peritoneum, dan tuba fallopi.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

CA 19-9 (Carbohydrate Antigen 19-9)

 

Pemeriksaan CA 19-9 mengukur konsentrasi antigen kanker 19-9 (CA 19-9) dalam darah. CA 19-9 merupakan protein yang ditemukan pada permukaan sel-sel kanker tertentu, terutama sel-sel kanker pankreas. CA 19-9 bukanlah penyebab kanker, namun dilepaskan oleh sel-sel kanker ke dalam aliran darah, sehingga dapat berguna sebagai penanda tumor untuk memantau perkembangan kanker.

Pemeriksaan CA 19-9 dapat digunakan sebagai penanda tumor pankreas (tidak direkomendasikan untuk uji skrining dan diagnosa), dan pemantauan terhadap pengobatan pada pasien kanker kolorektal.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

CA 15-3 (Cancer Antigen 15-3)

 

Pemeriksaan CA 15-3 adalah tes darah yang mengukur kadar protein CA 15-3 dalam darah. CA 15-3 adalah protein yang biasanya diproduksi oleh sel payudara, tetapi juga dapat meningkat pada beberapa orang dengan kanker payudara atau kondisi lainnya. Tes CA 15-3 bukanlah tes diagnostik untuk kanker payudara, tetapi dapat digunakan untuk memantau respons terhadap pengobatan atau kekambuhan penyakit.

Pemeriksaan CA 15-3 dapat membantu pemantauan respon pengobatan kanker payudara dan mendeteksi kekambuhan.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

CEA

 

Pemeriksaan Carcinoembryonic Antigen (CEA) adalah tes darah yang mengukur konsentrasi CEA, yang merupakan glikoprotein yang diproduksi epitel endoderm pada fetus dan normalnya akan menghilang setelah lahir.

Pemeriksaan CEA dapat membantu mendeteksi adanya keganasan pada pasien dewasa seperti keganasan kolorektal, lambung, lidah, esofagus, serviks, dan prostat. Pemeriksaan CEA juga dapat digunakan untuk pemantauan terapi pasca pengobatan

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

PSA Total

Pemeriksaan Prostate Specific Antigen Total (PSA Total) adalah tes darah yang mengukur konsentrasi PSA baik yang terikat maupun tidak terikat protein dalam darah pasien. PSA adalah protein yang diproduksi kelenjar prostat, beredar pada sirkulasi dalam bentuk terikat protein dan bebas. Pengambilan darah dilakukan sebelum perlakuan pada prostat, seperti digital rectal examination, USG rektal, sistoskopi, pemijatan prostat, biopsi prostat, dan lain-lain.

Pemeriksaan PSA total dapat membantu mendeteksi adanya pembesaran prostat pada pasien laki-laki dewasa baik akibat keganasan maupun non-keganasan. Peningkatan PSA Total dapat ditemukan pada kondisi benign prostate hyperplasia dan keganasan prostat.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa. Pasien diminta untuk tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan.

LH

Pemeriksaan Luteinizing Hormone (LH) adalah tes darah yang mengukur konsentrasi hormon LH, yakni hormon yang berkaitan dengan reproduksi dan stimulasi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi) pada wanita dan produksi testosteron pada pria. Pada wanita yang masih menstruasi, pengambilan sampel darah biasanya dilakukan pada hari kedua hingga hari kelima dari siklus menstruasi.

Pemeriksaan LH sangat penting dalam menilai fungsi ovarium dan identifikasi terjadinya ovulasi. Kadar LH yang tidak normal dapat mengindikasikan gangguan ovulasi, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

FSH

Pemeriksaan Follicle Stimulating Hormone (FSH) adalah tes darah yang mengukur konsentrasi hormon FSH, yakni hormon yang berperan penting dalam mengatur sistem reproduksi pada pria dan wanita. Pada wanita yang masih menstruasi, pengambilan sampel darah biasanya dilakukan pada hari kedua hingga hari kelima dari siklus menstruasi.

Pemeriksaan FSH dapat membantu mengidentifikasi masalah kesuburan pada pria dan wanita. Konsentrasi FSH yang tidak normal dapat mengindikasikan masalah dalam produksi sperma pada pria atau perkembangan telur pada wanita.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

Prolaktin

Pemeriksaan hormon prolaktin adalah tes darah yang mengukur konsentrasi prolaktin.

Yaitu hormon yang diproduksi oleh bagian depan dari kelenjar pituitari, dan biasanya ditemukan dalam konsentrasi rendah dalam darah pada pria dan wanita tidak hamil. Hormon ini mengatur produksi ASI setelah melahirkan serta mengatur siklus menstruasi pada wanita.

Pemeriksaan prolaktin digunakan untuk mengevaluasi masalah kesuburan pada wanita. Konsentrasi tinggi prolaktin dalam darah dapat menyebabkan gangguan ovulasi dan menstruasi, yang dapat menghambat kemampuan wanita untuk hamil.

Pemeriksaan prolaktin juga digunakan untuk mengevaluasi gangguan produksi ASI.

Pada pria dan wanita, pemeriksaan prolaktin dapat membantu menyelidiki masalah disfungsi seksual, seperti gangguan libido atau gangguan ereksi pada pria.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa dan dilakukan pada pagi hari (pukul 8 hingga 10 pagi).

Estradiol

Pemeriksaan estradiol adalah tes yang mengukur bentuk estrogen paling poten dalam darah.  Estradiol terutama diproduksi di ovarium pada wanita pra-menopause dan di testis pada pria. Puncak produksi pada wanita terjadi selama fase ovulasi (keluarnya sel telur yang telah matang dari ovarium ke rahim) pada siklus menstruasi.

Pemeriksaan estradiol bermanfaat dalam evaluasi masalah menstruasi dan kesuburan, status menopause, kematangan seksual, atau sebagai penanda tumor untuk beberapa jenis tumor ovarium. Pada pria, pemeriksaan ini dapat dilakukan pada kasus ginekomastia atau sindrom feminisasi.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

Progesteron

Pemeriksaan progesteron adalah tes yang mengukur kadar Progesteron dalam darah, yang merupakan salah satu hormon reproduksi yang penting fungsinya dalam meregulasi menstruasi, perkembangan organ seksual sekunder, kesuburan, dan juga kehamilan.

Pemeriksaan progesteron bermanfaat untuk mengetahui waktu terjadinya ovulasi (keluarnya sel telur yang telah matang dari ovarium ke rahim), terutama pada wanita yang sulit hamil. Pengukuran progesteron berulang dapat digunakan untuk monitor status plasenta pada kasus kehamilan risiko tinggi.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya. Pasien perlu mencantumkan tanggal periode menstruasi terakhir pada lembar laboratorium.

T4 Total

Pemeriksaan Thyroxine (T4) total adalah tes yang mengukur konsentrasi hormon T4 total dalam darah pasien. T4 adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T4 ditemukan dalam bentuk terikat dengan protein di dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat dengan protein yang disebut sebagai free T4, dan merupakan bentuk aktif biologis dari hormon.

Pemeriksaan T4 total terutama digunakan untuk membantu diagnosis gangguan tiroid, sebagai salah satu uji saring hipotiroidisme pada bayi baru lahir, serta memantau efektivitas pengobatan.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

T3 total

Pemeriksaan Triiodothyronine (T3) total adalah tes yang mengukur konsentrasi hormon T3 total dalam darah pasien. T3 adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T3 ditemukan dalam bentuk terikat dengan protein dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat dengan protein yang disebut sebagai free T3 (FT3) dan merupakan bentuk aktif biologis dari hormon.

Pemeriksaan T3 total terutama bermanfaat untuk membantu evaluasi fungsi kelenjar tiroid, mendiagnosis gangguan tiroid (terutama hipertiroid) dan menentukan penyebabnya, serta memantau efektivitas pengobatan.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

TSH

Pemeriksaan Thyroid-stimulating Hormone (TSH) adalah tes yang mengukur konsentrasi hormon TSH dalam darah pasien yang berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3). Fungsi TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormone (TRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus untuk mempertahankan kadar stabil hormon tiroid dalam darah.

Pemeriksaan TSH dapat membantu sebagai uji saring dalam diagnosis gangguan tiroid, serta membedakan penyebab gangguan tiroid primer atau sekunder, dan juga untuk memantau efektivitas pengobatan

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

HBsAg

Pemeriksaan Hepatitis B surface antigen (HBsAg) adalah tes darah untuk mengetahui status infeksi virus Hepatitis B (Hepatitis B virus, HBV) pada pasien. HBsAg adalah produk yang dihasilkan dari gen S virus hepatitis B yang bersirkulasi dengan konsentrasi tinggi dalam darah. HBsAg adalah tes paling utama dan tercepat untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi oleh HBV, dimana antigen ini akan mulai muncul dan terdeteksi 1-10 minggu setelah seseorang terpapar oleh virus Hepatitis B, bahkan sebelum menimbulkan gejala sakit pada pasiennya.

Pemeriksaan HBsAg dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang tertular oleh HBV dan untuk merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan keamanan produk darah transfusi.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

Anti-HBs

Pemeriksaan Hepatitis B surface antibody (HBsAb atau anti-HBs) adalah tes darah untuk mengetahui status imunitas pada pasien yang sudah sembuh dari infeksi virus Hepatitis B atau individu yang telah menerima vaksin hepatitis.

Pemeriksaan Anti-HBs dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang telah memiliki imunitas terhadap virus Hepatitis B, pasca sembuh dari infeksi ataupun pasca menerima vaksin Hepatitis B. Antibodi ini dapat bertahan seumur hidup, dan dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi ulang.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

Imunoglobulin E (IgE)

 

Pemeriksaan Imunoglobulin E (IgE) adalah tes darah untuk mendiagnosis status alergi pada pasien. IgE dalam serum darah akan meningkat jika individu yang alergi terpapar dengan alergen (zat penyebab alergi).

Pemeriksaan IgE dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang mempunyai alergi terhadap alergen tertentu. Pengukuran ini terutama dilakukan saat hasil tes alergi kulit (skin test) masih dipertanyakan, atau bila alergen tidak tersedia sebagai produk yang bisa disuntikan kedalam kulit, atau ketika reaksi alergi parah (anafilaktif) ditakutkan akan muncul bila pasien dilakukan tes alergi kulit.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

Testosteron

Pemeriksaan testosteron adalah tes untuk mengukur kadar testosteron dalam darah. Testosterone adalah hormon seks utama (androgen) pada pria yang bertanggung jawab terhadap karakteristik fisik pria. Meskipun dianggap sebagai hormon seks pria, namun hormon ini ditemukan dalam darah pria dan wanita.

Pemeriksaan testosteron digunakan untuk mengevaluasi karakteristik jenis kelamin ambigu, pubertas dini (prekoks), virilizing syndrome atau hirsutisme pada wanita, dan infertilitas pada pria. Pemeriksaan ini juga sebagai tumor marker untuk tumor ovarium dan testis yang jarang.

Pemeriksaan ini tidak memerlukan puasa ataupun persiapan khusus lainnya.

AST

AST (aspartate aminotransferase) adalah enzim yang terutama ditemukan di hati, jantung otak, ginjal, otot rangka, kandung empedu dan sel darah merah. Enzim AST akan dilepaskan ke sirkulasi darah saat ada kondisi kerusakan hati atau kerusakan otot. Peningkatan aktivitas AST menandakan adanya gangguan serangan jantung, pankreatitis akut, gangguan ginjal akut dan luka bakar luas.

 

Aktivitas enzim AST umumnya digunakan untuk mendeteksi kerusakan hati. Peningkatan aktivitas AST dalam darah dapat menjadi tanda hepatitis, sirosis, mononukleosis,pankreatitis akut atau penyakit hati lainnya, dapat juga menjadi penanda kerusakan jantung. Beberapa obat juga dapat meningkatkan kadar AST: Antihipertensi, agen kolinergik, antikoagulan tipe koumarin, digitalis, eritromisin, isoniazid, metildopa, kontrasepsi oral, opiat, salisilat, obat hepatotoksik, statin, dan verapamil.

 

Tidak ada persiapan

 

ALT

ALT adalah enzim spesifik hati. Saat hepatosit mengalami kerusakan, terjadi peningkatan aktivitas ALT dan masuk ke sirkulasi darah. Peningkatan aktivitas ALT digunakan sebagai penanda adanya cedera sel hati.

 

Pemeriksaan aktivitas ALT dilakukan untuk diagnosis dan pemantauan terapi penyakit/kerusakan hati. Beberapa obat juga dapat meningkatkan enzim ALT :Asetaminofen, allopurinol, asam aminosalisilat, ampisilin, azathioprine, carbamazepine, cephalosporin, chlordiazepoxide, chlorpropamide, clofibrate, cloxacillin, kodein, dicumarol, indometasin, isoniasid, methotrexate, metildopa, nafcilin, asam nalidiksat, nitrofurantoin, kontrasepsi oral, oxacillin, phenothiazine, fenilbutazone, fenitoin, prokainamid, propoxyphene, propranolol, kuinidin, salisilat, tetrasiklin dan verapamil.

Tidak ada persiapan khusus

 

Alkali Phosphatase

Alkaline phosphatase (ALP) adalah enzim yang ditemukan pada berbagai jaringan tubuh, seperti hati, tulang, saluran empedu, dan usus. ALP yang dihasilkan dari hati aktivitasnya mampu mendeteksi adanya kerusakan hati dan kolestasis.  Terdapat beberapa bentuk alternatif dari ALP yang disebut sebagai isoenzim yang dikode genetik. Aktivitas ALP dominan ada di organ hati.

Kondisi yang dapat meningkatkan aktivitas ALP :

  • Kondisi kehamilan trimester tiga, adanya peningkatan 2-3 x lipat dari nilai batas atas, karena adanya sumber isoenzim ALP dari plasenta
  • Pada anak-anak karena adanya aktivitas ALP dari usus, peningkatan dapat terjadi 10 x lipat
  • Pada kondisi keganasan

Menentukan sumber jaringan tubuh yang menyebabkan aktivitas ALP meningkat dalam darah. Sumber jaringan berasal dari hati, tulang, saluran empedu dan usus. ALP terutama di hati ada di sitosol dan membran kanalikuli hepatosit.

 

Tidak ada persiapan khusus

 

Protein Total

Protein merupakan komponen paling signifikan berkontribusi terhadap tekanan osmotik. Tekanan osmotik akan menjaga cairan tetap dalam pembuluh darah.
Albumin dan globulin merupakan komponen utama protein dalam tubuh dan dihitung sebagai protein total.

Kondisi yang mengalami perubahan kadar total protein :

o Peningkatan

o Obesitas terutama berat badan > 80 kg

o Penurunan

o Pada pasien dengan luka bakar, sekitar 0,8 g/dl turun dari nilai normal

o Pada pasien pasca pembedahan, penyakit liver kronik, protein loss enteropati, malnutrisi

Protein total yang rendah dapat menunjukkan adanya gangguan hati, inflamasi, gangguan ginjal atau gangguan pencernaan atau penyerapan protein. Pemeriksaan yang lebih spesifik seperti albumin dan globulin harus dilakukan untuk menunjang diagnosis.

 

Puasa diperlukan selama 8 jam sebelum pengambilan sampel serum agar tidak terpengaruh kondisi lipemik.

 

Albumin

Albumin adalah protein utama pada plasma yang disintesis oleh hati. Fungsi utama adalah menjaga tekanan osmotik koloid cairan di dalam darah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam jaringan. Selain itu albumin membawa vitamin, enzim, hormon dan substansi lain untuk dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.

 

Pemeriksaan albumin serum digunakan untuk mengetahui status kesehatan umum, fungsi sintesis hati dan fungsi ginjal. Ketika terdapat kerusakan di hati, maka albumin tidak cukup diproduksi. Apabila terdapat kelainan ginjal, albumin dapat ditemukan di dalam urin. Pemeriksaan albumin biasanya diperiksa bersamaan dengan tes fungsi hati dan tes metabolik yang lain.

Tidak ada persiapan khusus

 

Bilirubin Total

Bilirubin total merupakan bilirubin dalam darah yang terdiri dari bilirubin direk dan indirek. Bilirubin merupakan waste product yang terbentuk dari pemecahan heme oleh makrofag. Bilirubin berupa pigmen kuning yang mewarnai urin dan feses.

 

Pemeriksaan bilirubin total digunakan untuk evaluasi fungsi hati (fungsi ekskresi), mendeteksi kelainan hati, evaluasi pasien dewasa maupun bayi baru lahir dengan gejala kuning, urin gelap dan BAB bewarna dempul, evaluasi kemungkinan adanya sumbatan pada saluran empedu, evaluasi adanya anemia, evaluasi intoksikasi obat dan monitoring pengobatan.

 

Pemeriksaan bilirubin dianjurkan puasa terlebih dahulu.

 

Bilirubin Direk

Pada akhir masa sirkulasinya, sel darah merah dipecah dalam sistem retikuloendotelial. Heme yang dihasilkan dari hasil pemecahan tersebut kemudian dikonversi menjadi bilirubin, yang menyumbang sekitar 80% dari bilirubin yang terbentuk setiap hari (sumber lainnya termasuk katabolisme sel darah merah yang belum matang pada sumsum tulang).

Setelah terbentuk, sebagian bilirubin akan terkonjugasi dengan asam glukuronat membentuk bilirubin terkonjugasi (disebut juga bilirubin direk). Bilirubin direk selanjutnya akan diekskresikan melalui sistem biliaris ke dalam usus. Proses eliminasi bilirubin direk menyebabkan kadar serum pada umumnya tidak signifikan.

 

Bilirubin direk dapat meningkat umumnya pada kondisi yang menyebabkan obstruksi hepatik seperti :

  • Sirosis
  • Hepatitis
  • Cacat bawaan pada ekskresi kanalikuli
  • Defisiensi enzim bawaan

 

Analisis kuantitatif bilirubin direk, untuk menilai kemungkinan kondisi-kondisi yang menyebabkan obstruksi hepatik.

 

Tidak ada persiapan khusus

 

 Kolesterol Total

Kolesterol adalah salah satu zat esensial dalam pembentukan sel dalam tubuh manusia. Kadarnya dapat berfungsi sebagai indikator fungsi hati dan bilier, absorbsi intestinal, risiko penyakit kardiovaskular, dan fungsi tiroid.

 

Kondisi yang dapat menyebabkan perubahan kadar kolesterol total :

l Gangguan metabolik

l Usia

l Jenis kelamin

l Kehamilan

l Tingkat stres

l Keseimbangan hormon

 

Tes kolesterol total dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis serta menentukan terapi gangguan yang melibatkan perubahan kadar kolesterol darah, gangguan pada metabolisme lipid dan lipoprotein.

 

Tidak ada persiapan khusus

 

HDL

Pemeriksaan kadar kolesterol HDL adalah suatu bentuk tes darah yang berfungsi untuk mengukur jumlah kolesterol HDL dalam aliran darah. HDL, atau high density lipoprotein, sering dikenal sebagai "kolesterol baik" karena berperan dalam membawa kelebihan kolesterol yang ada dalam pembuluh darah menuju hati untuk diproses lebih lanjut. Tingginya konsentrasi HDL diyakini dapat memberikan perlindungan bagi seseorang dari risiko penyakit jantung.

 

Melakukan prediksi terhadap kemungkinan terjadinya aterosklerosis dan risiko penyakit jantung koroner.

 

Tidak ada persiapan khusus

 

LDL

Pemeriksaan kolesterol LDL adalah jenis tes darah yang mengukur tingkat konsentrasi kolesterol LDL dalam aliran darah. Low density lipoprotein (LDL) sering disebut sebagai "kolesterol jahat" karena cenderung menempel pada dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Asupan makanan yang kaya lemak jenuh secara berlebihan dapat meningkatkan konsentrasi LDL. Keberadaan kadar LDL yang tinggi meningkatkan risiko seseorang terhadap penyakit jantung.

 

Melakukan identifikasi pada gangguan metabolisme lemak, menilai faktor-faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serta mengawasi penggunaan obat penurun kadar lipid.

 

Tidak ada persiapan khusus

 

TG (Trigliserida)

Trigliserida merupakan kelompok lipid yang diabsorbsi  dari asupan makanan dan diproduksi secara endogen dari karbohidrat dan asam lemak. Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis dan tata laksana hiperlipidemia.

 

Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai skrining resiko penyakit jantung koroner serta individu dengan faktor resiko hipertensi, obesitas, dan atau diabetes.

Dianjurkan untuk berpuasa (diperbolehkan minum air putih) sebelum permeriksaaan selama 10 -12 jam

 Ureum

Protein didalam tubuh akan mengalami proses metabolisme di hati  menghasilkan ammonia yang selanjutnya melalui siklus urea akan diubah menjadi urea. Urea akan dilepaskan ke aliran darah dan kemudian akan dieksresikan ginjal dalam urin.

Hasil tes dapat dilaporkan sebagai nitrogen urea darah (BUN). Konversi urea menjadi nitrogen urea dengan cara mengalikan faktor 0,467 dan mengkonversi nitrogen urea menjadi urea dengan mengalikan faktor 2, 14.

 

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal, serta penunjang dan pengobatan penyakit ginjal dan penyakit metabolisme tertentu.

 

Tidak memerlukan persiapan kusus namun dengan puasa dapat meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan

 

Asam Urat

 

Asam urat merupakan hasil metabolisme purin, asam nukleat dan nukleoprotein yang terkandung dalam makanan. Asam urat akan bersirkulasi dalam darah dan keluarkan melalui ginjal dan saluran cerna.

Kadar asam urat yang abnormal dapat menjadi indikasi adanya kelainan metabolisme senyawa ini.

Pemeriksaan asam urat digunakan sebagai penunjang dalam penegakan diagnosis dan pengobatan sejumlah gangguan ginjal dan metabolik, termasuk gagal ginjal, gout, leukemia, psoriasis, kondisi kelaparan atau kelelahan, dan pasien yang menerima obat sitotoksik.

Pasien akan diminta untuk berpuasa 8 - 10 jam.

 

Glukosa

Kadar glukosa adalah banyaknya zat gula atau glukosa  yang terkandung di dalam darah. Kadar gula yang terlalu rendah maupun tinggi akan berdampak buruk pada kesehatan

Pemeriksaan glukosa darah merupakan prosedur laboratorium kimia klinis yang paling sering dijalankan dan umum digunakan sebagai penunjang dalam penegakan diagnosis dan pengobatan diabetes.

 

  • Berpuasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan glukosa darah puasa, tidak boleh berpuasa lebih dari 14 jam karena akan memberikan hasil yang tidak akurat.
  • Tidak boleh merokok setidaknya 8 jam sebelum pemeriksaan (bersamaan waktu puasa)
  • Tidak melakukan olahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat sejak 8 jam sebelum pemeriksaan  (bersamaan waktu puasa).
  • Bagi penderita Diabetes yang mendapat obat atau suntik insulin tetap dilakukan sesuai petunjuk dokter. Namun pasien diharapkan menginformasikan pada petugas laboratorium obat apa saja yang dikonsumsi dan waktu konsumsinya menurut resep dokter.

Kreatinin

Kreatinin adalah produk akhir hasil metabolisme otot yang digunakan selama kontraksi otot dan utamanya disintesis di hati. Kreatinin dieliminasi dari darah melalui filtrasi glomerulus. Penurunan fungsi ginjal mengakibatkan peningkatan konsentrasi kreatinin serum.

 

Pengukuran kreatinin serum digunakan untuk mendiagnosis dan memantau penyakit ginjal akut dan kronis, mengestimasi laju filtrasi glomerulus (GFR), atau menilai status pasien dialisis ginjal. Analisis kreatinin urin digunakan untuk menghitung bersihan kreatinin, mengonfirmasi tuntasnya 24 jam pengumpulan, atau memberikan referensi jumlah untuk analit lainnya, seperti dalam perhitungan rasio albumin/kreatinin.

Tidak ada persiapan khusus

  •  

 

Contact Us 

Cal Center RSCM

1500135 Ext 3728

Share :         

Copyrights 2017 All Rights Reserved by RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.